Senin, 27 April 2015

Raysakha Sena

Langsung hamil pasca menikah menjadi semacam combo reward di tahun 2014. Masa kehamilan begitu menyenangkan. Tidak ada ngidam-ngidam yang aneh-aneh (sebenarnya saya adalah penganut kepercayaan bahwa tidak ada yang namanya ngidam yang ada ibunya aja yang pengen diperhatiin), tidur hampir selalu nyenyak. Sayapun selalu mengerjakan semua sendiri, ya karena tinggalpun sendiri. Seperti kata dokter saya, kehamilan itu adalah proses alami. Orang hamil itu bukan orang sakit, jadi jalani hidup seperti biasa.

Menginjak 36 minggu, saat check up rutin, dokter bilang bahwa posisi bayi sudah siap lahir.
Saya senang krn berarti 1 bulan lagi akan bertemu dengan bayi lucu ini.

Ternyata saya tidak perlu menunggu 1 bulan. Keesokan hari setelah checkup saya sudah kontraksi. Diawali dengan bolak-balik buang air kecil yang sy pikir biasa. Ternyata dijam 3 sore saya baru tahu bahwa ternyata sudah bukaan 1.
Tapi saya msh di rumah dan melakukan aktivitas seperti biasanya. Sampai sekitar jam 6 sore kontraksi semakin sering, tp sy masih enggan ke rumah sakit. Ah, mungkin belum waktunya. Saya tetap berusaha tenang. Suami sudah setia mendampingi (lewat facetime tentunya).
Karena ibu sy menganjurkan ke rumah sakit akhirnya saya iyakan. Dan, ternyata sampai di rumah sakit sudah bukaan 7. Dan pukul 9 malam (dokternya lama bgt datengnya) akhirnya suara tangis I Gusti Ngurah Raysakha Sena pecah. 



Sakha, lahir dengan mudah. Hanya dua kali mengejan. Sehat dan sempurna.
Tidak ada air mata ibu yang tidak menetes bahagia melihat anaknya meliuk-meliuk berusaha mencari puting ibunya.

Sekarang sakha sudah 7 bulan. Sungguh aktif, dan selama 7 bulan ini benar-benar menyenangkan.
Asi lancar, sakha selalu tidur nyenyak setiap malam. Jadi sampai skrg belum merasakan mitos bahwa punya bayi itu begadang (semoga tidak).
Selalu sehat, yah, paling diserang flu sedikit. Itupun cukup dengan asi dan sunbathing saja.
Dan yang terpenting adalah Sakha selalu happy.

Terimakasih ya nak, selalu memberi warna di hidup Ibu dan Ajik. Mungkin kamu tahu Ibu mengurus Sakha sendirian, jd Sakha tidak pernah merepotkan Ibu. Doa ibu tak akan pernah putus, agar Sakha selalu sehat dan bahagia. Ibu dan Ajik akan memberikan yang terbaik. Karena kamu pelita di hidup kami.


Minggu, 26 April 2015

Pria yang Bagaimana?


Pria yang bagaimana?
Pria seperti apa yang diyakini membahagiakan?

Apa yang merelakan seluruh hidupnya untuk bekerja keras membahagiakan wanitanya?
Apa yang tidak bisa memaafkan dirinya jika wanitanya menangis?
Apa yang paling depan pasang badan untuk membela wanitanya?
Apa yang selalu mengalah meski tahu ia tak salah?
Apa yang kebutuhannya tidak pernah lebih penting daripada kebutuhan wanitanya?

Jika jawabannya iya, maka saya adalah wanita yang paling bahagia.

Terimakasih karena begitu mencintai wanitamu, suamiku.


Foto : eshasatrya